Selama ini kita berangapan bahwa Muhammadiyah sebuah organisasi dakwah islam yang hanya ada di Indonesia. Persepsi ini tidak bisa kita salahkan, karena memang kita berasumsi negara luar sana seolah-olah tidak kenal dan tidak akan suka mendengar nama Muhammadiyah. Ternyata di alam nyata anggapan itu bertolak belakang. Keberadaan santri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Mu’allimin Muhammadiyah Sawah Dangka Sumatera Barat menjawab salah satu anggapan tersebut.
Nindi, begitu panggilan akrabnya. Santriwati kelas dua belas, seorang hafizhah (penghafal al-Qur’an) dan mempunyai hobi nasyid dan kretifitas lainnya. Dalam rangka pertukaran pelajar Muhammadiyah se Indonesia, dari sekian banyak lembaga pendidikan mulai dari tingkat sekolah menengah pertama sampai Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Sumatera Barat, Nindi menjadi satu-satunya perwakilan pelajar yang terpilih untuk mengikuti progaram pertukaran pelajar ke Jepang. . Kehadiran Nindi di Jepang merupakan sebuah warna baru bagi Pondok Pesantren di Sumatera Barat Muhammadiyah terkhusus lagi bagi Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Mu’allimin Muhammadiyah Sawah Dangka Sumatera Barat yang berkemajuan.
Tentu banyak cerita, pesan dan kesan dari Nindi sebagai motivator bagi adik-adik kelas dan teman-temannya.
Sebagai kader IPM (Ipmawati) masa depan dan sekaligus generasi dakwah, semangatnya seperti berkibarnya bendera IPM dan NA di negara matahari Jepang sana. Kita yakin ini adalah yang pertama dan bukan yang terakhir. Sekarang Nindi sudah kembali dari Jepang, insya Allah para hafizh dan hafizhah lainnya akan menyusul ke negara lain dalam momen dan kesempatan yang berbeda. Insya Allah. (Red. Cen)