Khutbah Idul Adha 1446 H/ 2025 di kampus 2 Ponpes Mu’allimin Muhammadiyah Sawahdangka oleh Ustadz Sulfa, SS Wakil Mudir Pondok Pesantreb Tahfizhul Qur’an Mu’allimin Muhammadiyah Sawah Dangka
KETELADANAN NABI IBRAHIM KEBERHASILAN BELIAU MENDIDIK ANAK
Khutbah Idul Adha 1446 H/ 2025 di kampus 2 Ponpes Mu’allimin Muhammadiyah Sawahdangka
X3 الله اكبر الله اكبر الله اكبر
الله اكبر ولله الحمد
الحمد لله الذى صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الآحزاب واحده – لا إله إلا الله ولا نعبد إياه – المخلصين له الدين ولو كره المشركون – اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗۚ
QS. Al-Mumtahanah:4
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا
QS. Annisa’ : 9
Jamaah Idul Adha Rahimakumullah.
Mengawali khutbah ini mari kita semua memanjat syukur kepada Allah SWT dengan segala rahmat-Nya. Terutama dengan kembalinya kita diberi kesempatan menghadiri Idul adha hari ini. Salawat dan salam buat junjungan kita nabi Muhammad saw, sebagai contoh dan teladan kita dalam menjalani hidup yang berkah dan mendapat Ridha Allah.
Dalam kesempatan khutbah kali ini khatib akan menyampaikan khutbah dengan judul “ Keberhasilan nabi Ibrahim as, dalam mendidik anak “ Puncak dari keberhasilan nabi Ibrahim mendidik anaknya Ismail menjadi saleh adalah dengan kesediaan Ismail yang saat itu baru berusia 15 tahun dikurbankan memenuhi perintah Allah yang diterimanya lewat mimpi. Hal itu sebagaimana ayat QS. Ash-Shafat 102;
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ ١٠٢
Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar”.
Perintah Allah lewat mimpi untuk mengorbankan Ismail itu betul-betul dipersiapkan Ibrahim, demikian pula sebaliknya, Ismail melakukan persiapan yang sama. Tapi karena tujuan Allah menyuruh nabi Ibrahim itu hanya sekedar menguji keimanan dan ketaatannya, sehingga begitu penyemblihan akan terjadi, Allah berfirman;
وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُۙ ١٠٤
قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَاۚ اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ ١٠٥
اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبَلٰۤؤُا الْمُبِيْنُ ١٠٦
وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ ١٠٧
Artinya: 104. dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, 105. Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. 106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. 107. dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. QS. Ash. Shafaat.
الله اكبر الله اكبر الله اكبر
Jamaah Idul Adha Rahimakumullah.
Keberhasilan tersebut tentu bukan kebetulan dan tidak pula lantaran beliau nabiyullah yang otomatis semua keturunannya menjadi saleh. Tapi beliau memang melakukan segala faktor yang mendukung terwujudnya kesalehan. Diataranya yang paling utama adalah;
- Berdoa kepada Allah. Sebagai nabi dan hamba Allah doa menjadi titik tolak semua aktifitas kesehariannya. Diantara doa beliau adalah;
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ.
QS. Ash-Shafat:100
رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاۤءِ
QS. Ibrahim: 40
Kepentingan doa dalam setiap kehidupan kita sebagai hamba yang bertauhid: pertama karena diperintahkan, kedua, doa dikatakan Rasulullah saw merupakan otaknya ibadah, dan yang ketiga karena hanya doa yang bisa merubah takdir.
2. Menjauhkan Ismail dari lingkungan yang penyembah berhala, yakni negeri Kanaan di Palestina, dengan memboyong Ismail yang masih bayi ke Makkah yang saat itu masih berbentuk lembah dan tidak berpenghuni, karena tidak ada tumbuh-tumbuhan, sebagaimana doanya di ayat 35 surat Ibrahim:
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ اٰمِنًا وَّاجْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ اَنْ نَّعْبُدَ الْاَصْنَامَۗ
Artinya:dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.
Di ayat setelahnya masih terkait tujuan hijrah nabi Ibrahim bersama Siti Hajar dan Ismail kecil, selesai membangun Ka’bah sebagi kiblat shalat umat Islam beliau nabi Ibrahim kembali berdoa:
رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ
Artinya: Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur. QS. Ibrahim:37.
3. Mengawasi Ismail hingga berumah tangga, dengan cara tidak memberikan restu kepada perkawinan pertama Ismail dan baru pada perkawinan kedua Ismail restu itu diberikan nabi Ibrahim.
Meskipun tidak disebutkan secara ekplisit atau secara tersurat baik dalam al-Qur’an atau dalam kisah nabi Ibrahim as, tapi pendidikan non formal atau pendidikan dalam dalam keluarga/ rumah tangga, secara otomatis pasti sudah ada dalam rumah tangga nabi Ibrahim.
Dengan tiga konsep pendidikan nabi Ibrahim as terhadap Ismail, itulah yang membawa Keberhasilan nabi Ibrahim dalam mendidik anak, sebagaimana judul dari khutbah Idul Adha kita kali ini.
الله اكبر الله اكبر الله اكبر
Jemaah Idul Adha Rahima Kumullah
Kalau nabi Ibrahim berhasil mendidik anaknya Ismail karena memang langkah-langkah untuk keberhasilan itu beliau lakukan sebagaimana sudah kita sebut diatas. sekarang bagaimana dengan kita terhadap anak-anak kita ? langkah-langkah apa yang sudah kita lakukan untuk mereka ?. Sudahkah atau adakah tahapan yang dilakukan nabi Ibrahim tersebut kita lakukan terhadap anak-anak kita ?
Ayat 9 dari surat An-Nisa’ yang dibacakan di awal khutbah, mengingatkan kita semua tentang tanggung jawab sebagai orang tua. Dimana kita Ibu Bapaknya sebagai kepala keluarga dan Ibu rumah tangga harus cemas seandainya akan meninggalkan generasi yang lemah sepeninggal kita dibelakang hari Kecemasan dimaksudkan meliputi :
- Lemah dalam ekonomi, karena orang yang lemah dalam ekonomi berpotensi menjadi kafir. Yang harus kita lakukan dalam hal ini selain meninggalkan warisan sebagaimana maksud dari ayat tersebut, yang lebih utama adalah menyiapkan keterampilan hidup yang mapan sebagai sumber ekonomi mereka sekeluarga. Jadi bukan harta benda yang melimpah yang perlu ditinggalkan buat anak, karena harta yang sebanyak apapun akan habis juga.
- Lemah dalam kesehatan, karena secara umum orang tidak sehat secara fisik cenderung lalai dalam beribadah. Yang harus kita lakukan dalam hal ini adalah menjaga pola makan yang sehat, mengurangi mengkonsumsi makanan cepat saji, nutrisi yang cukup dan seimbang, agar metabolisme dalam tubuh berjalan secara baik. Memastikan makanan yang dikonsumsi memenuhi syarat halal dan baik. Tentu tidak kalah pentinya adalah olah raga secukupnya.
- Lemah dalam aqidah dan akhlak, karena bila aqidah dan akhlak seseorang lemah, berpotensi menyeret mereka menjadi manusia sesat, hidup tanpa arah. Akibatnya ia akan menjadi sumpah dan beban masyarakat. Yang harus kita lakukan dalam hal ini tentu memberikan pendidikan dunia dan akhirat yang cukup dan seimbang sebagai bekal untuk kehidupan dunia dan akhirat mereka. Sebagaimana sabda Rasul Saw :
ﻣَﻦْ ﺃَﺭَﺍﺩَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﺑِﺎﻟْﻌِﻠْﻢِ، ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺭَﺍﺩَ ﺍﻷَﺧِﺮَﺓَ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﺑِﺎﻟْﻌِﻠْﻢِ، ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺭَﺍﺩَﻫُﻤَﺎ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﺑِﺎﻟْﻌِﻠْﻢِ
الله اكبر الله اكبر الله اكبر
Tantangan hari ini.
Tantangan hari ini selain lemah bidang ekonomi, pendidikan dan aqidah dan akhlak, adalah kehadiharin HP yang tidak terbatas. Dimana melaui HP segala kejahatan, pendangkalan aqidah dan keruntuhan akhlak mulia sengaja atau tidak sengaja akan tergerus. Bila semua ini berbagai macam kejahatan yang selama ini hanya terdengar di kota-kota, sebutlah perjudian, minuman keras, dan kejahatan lainnya dikampung-kampung juga sekarang sudah terdengar,. Dalam hal ini kita diingatkan dengan firman Allah :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Artinya : Telah nampak kerusakan di barat dan di laut disebabkan karena parbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). QS. Ar-Rum : 41.
Lembaga pendidikan pesantren menjadi solusi terbaik
Kalau kita ingin mengikuti jejak keberhasilan nabi Ibrahim dalam mendidik anak, tiga langkah trategis nabi Ibrahim terhadap anaknya yakni berdoa, menjauhkan anak dari lingkungan yang tidak kondusif dalam menggapai harapan dan tetap selalu melakukan pengawasan. Kita tidak mengatakan pendidikan umum itu jelak karena tidak sedikit mubaligh lahir dari kalangan pndidikan umum, itu tentu karena adanya pembelajaran secara otodidak atau privat. Tanpa menafikan adanya juga kelemahan dunia pesantren, tapi prosentasenya sangatlah sedikit. Kita harus jujur bahwa untuk meujudkan generapi yang teguh aqidahnya, taat beribadah sesuai sunnah dan berakhlak karimah, tempat pendidikan terbaik saat ini adalah pesantren.
Keunggulan pesantren.
1. Waktu untuk pelajaran pendidikan agama Islam di Pesantren jauh lebih banyak yang bobotnya hingga 80 prosen.
2. Pelajaran umum yang dipelajari di SMP SMA juga dipelajari di Pesantren.
2. Sebaliknya pelajaran di Pesantren seperti baca kitab gundul dan pendalaman agama/ tafaqquh fiddin tidak dipelajari di SMP dan SMA.
3. Pesantren tidak hanya sekedar mengajarkan ibadah harian tapi membiasakan santri mengamalkannya. Setiap hari. shalat fardu dilakukan dengan berjamaah,
Khusus yang kita lakukan di Ponpes Mu’allimin Muhammadiyah Sawahdangka hari ini adalah:
4. Mereka dibiasakan shalat dhuha setiap hari, sebelum memulai pembelajaran.
5. Mereka dilatih melaksanakan puasa sunat setiap Senin dan Kamis,
6. Baca dan hafal qur’an adalah menjadi aktifitas harian, bahka sebelum memulai pelajaran pagi semua local santri dan guru serentak membaca satu pojok atau saru halaman al-Qur’an.
7. Di Pesantren meskipun tidak maksimal para santri juga diajar beberapa keterampilan hidup.
8. Semua santri selama dalam pondok dijauhkan dari HP, sehingga setidaknya selama dalam pondok mereka akan terhindar dari kejahatan HP itu sendiri.
Itulah alasan kami mengatakan bahwa pendidikan di Pesantren adalah yang terbaik menurut kami.
Inilah khutbah Idul Adha kita kali ini semoga dapat difahami dan siap untuk melakukan perubahan untuk generasi kedepan yang lebih baik.
الله اكبر الله اكبر الله اكبر
Mengakhiri khutbah ini mari kita menadahkan tangan, sembari menekurkan kepala, memusatkan hati dan fikiran meminta kepada Allah dengan khusuk dan tawaduk agar segala yang menjadi harapan dalam doa kita dikabulkan Allah.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ
وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ustadz Sulfa,SS, Wakil Mudir II Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Mu’allimun Muhammadiyah Sawah Dangka