MuallaiminSawahDangka-Hari ini Selasa tanggal 22 Oktober 2024 bertepatan dengan tanggal 19 Rabiul Akhir 1446 H kita memperingati Hari Santri Nasional ke 10, dengan Tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan”
Hari santri ini berdasarkan Kepres nomor 22 tahun 2015 yang ditandatangani oleh Jokowi pada 15 Oktober 2015. Tokoh di balik lahirnya Hari Santri adalah pimpinan pesantren KH Thoriq bin Ziyad dan Ahmad Basarah, yang kini menjabat Ketua Fraksi PDI Perjuangan.
Gagasan Hari Santri Nasional muncul dari kegelisahan KH Thoriq Bin Ziyad, pengasuh Pondok Pesantren Babussalam, Desa Banjarejo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. KH Thoriq mengaku resah sejarah santri di Indonesia hampir tidak pernah tersentuh, sementara budaya pop semacam hari Valentine dan Halloween dari mancanegara mudah sekali masuk ke Indonesia.
“Demikian kuat keinginan KH Thoriq Bin Ziyad agar hari santri ditetapkan dan dirayakan secara nasional, sampai-sampai dia menggunakan jalur politik masuk ke Partai Demokrat agar dia punya akses langsung ke pemerintah yang saat itu dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,”.
Pada 27 Juni 2014, ketika Pilpres sedang berlangsung, Ahmad Basarah sengaja mengajak Joko Widodo ke Pesantren Babussalam Malang asuhan KH Thoriq bin Ziyad. Di pesantren inilah mereka membicarakan kontrak politik membuat peringatan Hari Santri Nasional.
Alasan kegigihan KH Thoriq bin Ziyad memperjuangkan adanya hari santri ini dan kesediaan presiden Joko Widodo menetapkan adanya Hari Santri tentu sangat beralasan, karena Kemerdekaandan Republik Indonesia ini tidak bisa dipisahkan dari peran para santri bersama para kiyai dan ulama dalam ikut mempertahankannya, baik sebelum maupun pasca diproklamirkannya Kemerdekaan RI.
Kekalahan Jepang dengan sekutu menjatuhkan bom atom ke Hirosima dan Nagasaki pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945, yang berujung kekalahan Jepang dan hengkangnya tentara Jepang dari Indonesia dan kembali kenegaranya, tidak otomatis Indonesia sudah bebas dari belenggu penjajahan.
Belanda dan sekutu kembali masuk ke Indonesia pada 29 September 1945, setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945. Mereka masuk melalui beberapa pintu wilayah Indonesia. Terutama daerah yang merupakan pusat pemerintahan pendudukan Jepang seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya.
Dalam situs resmi NU juga disebut bahwa Presiden Soekarno sowan kepada KH Hasyim Asy’ari untuk meminta nasihat dan pendapat bagaimana kiranya hukumnya umat Islam menghadapi ancaman tersebut. Menanggapi hal itulah KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa yang kemudian diputuskan dalam rapat para konsul NU se-Jawa Madura.
berikut kutipan TEKS ASLI FATWA RESOLUSI JIHAD SANTRI untuk sama diketahui.
Bismillahirrochmanir Rochim Resoloesi : Rapat besar wakil-wakil daerah (Konsoel2) Perhimpoenan Nahdlatoel Oelama seloeroeh Djawa-Madoera pada tanggal 21-22 October 1945 di Soerabaja. Mendengar : Bahwa di tiap-tiap Daerah di seloeroeh Djawa-Madoera ternjata betapa besarnja hasrat Oemmat Islam dan ‘Alim Oelama di tempatnja masing-masing oentoek mempertahankan dan menegakkan AGAMA, KEDAOELATAN NEGARA REPOEBLIK INDONESIA MERDEKA.
Menimbang :
- Bahwa oentoek mempertahankan dan menegakkan Negara Repoeblik Indonesia menurut hoekoem Agama Islam, termasoek sebagai satoe kewadjiban bagi tiap2 orang Islam.
- Bahwa di Indonesia ini warga negaranja adalah sebagian besar terdiri dari Oemmat Islam.
Mengingat:
- Bahwa oleh fihak Belanda (NICA) dan Djepang jang datang dan berada di sini telah banjak sekali didjalankan kedjahatan dan kekedjaman jang menganggoe ketentraman oemoem.
- Bahwa semoea jang dilakoekan oleh mereka itu dengan maksoed melanggar kedaoelatan Negara Repoeblik Indonesia dan Agama, dan ingin kembali mendjadjah di sini maka beberapa tempat telah terdjadi pertempoeran jang mengorbankan beberapa banjak djiwa manoesia.
- Bahwa pertempoeran2 itu sebagian besar telah dilakoekan oleh Oemmat Islam jang merasa wadjib menoeroet hoekoem Agamanja oentoek mempertahankan Kemerdekaan Negara dan Agamanja.
- Bahwa di dalam menghadapai sekalian kedjadian2 itoe perloe mendapat perintah dan toentoenan jang njata dari Pemerintah Repoeblik Indonesia jang sesoeai dengan kedjadian terseboet.
Memoetoeskan :
- Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Repoeblik Indonesia soepaja menentoekan soeatoe sikap dan tindakan jang njata serta sepadan terhadap oesaha2 jang akan membahajakan Kemerdekaan dan Agama dan Negara Indonesia teroetama terhadap fihak Belanda dan kaki tangannja.
- Seoapaja memerintahkan melandjoetkan perdjoeangan bersifat “sabilillah” oentoek tegaknja Negara Repoeblik Indonesia Merdeka dan Agama Islam.
Soerabaja, 22 Oktober 1945.
Dampak resolusi jihad terhadap perjuangan mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Resolusi jihad yang dikeluarkan oleh Nahdlatul Ulama (NU) pada 22 Oktober 1945 memiliki dampak besar terhadap perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, di antaranya:
- Menguatkan semangat untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan
- Memotivasi arek-arek Suroboyo dalam pertempuran 10 November 1945
- Memunculkan berbagai aksi perlawanan terhadap tentara Inggris dan Belanda
- Memperkuat semangat kebangkitan umat Islam
Alhamdulillah dengan semangat jihad santri yang dikobarkan para santri, para kiyai para ulama dan umat islam lainnya, proklamasi yang sudah dikumandangka tanda Indonesia sudah merdeka, masih dapat dipertahankan hingga kini.
Kalau para santri bersama para ulama dan kiyai masa lalu adalah mempertahankan kedaulatan Indonesia dari kembalinya para penjajah, dengan mengorbankan jiwa, raga, air mata dan harta benda, Kewajiban kita para santri hari ini selain mempertahankan lebih dari itu adalah mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat bagi bangsa, agama dan Negara sebagaimana tercermin dalam ikrar santri berikut:
Bismillahirrahmanirrahim,
Asyhadu allaa Ilaaha Illallah, Wasyhadu anna Muhammadar Rasulullah,
Kami Santri NKRI Berikrar:
- Berpegangan teguh pada akidah, ajaran, nilai, dan tradisi Islam Ahlussunnah wal Jama`ah;
- Bertanah air satu, tanah air Indonesia; berideologi negara satu, ideologi Pancasila; berkonstitusi satu, Undang-Undang Dasar 1945; dan berkebudayaan satu, Bhinneka Tunggal Ika;
- Selalu bersedia dan siap siaga menyerahkan jiwa dan raga membela tanah air dan bangsa Indonesia, mempertahankan persatuan dan kesatuan nasional, serta mewujudkan perdamaian dunia;
- Ikut berperan aktif dalam pembangunan nasional mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan, lahir dan batin untuk seluruh rakyat Indonesia;
- Pantang menyerah, pantang putus asa, serta siap berdiri di depan melawan pihak-pihak yang merongrong Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, yang didasari semangat Proklamasi Kemerdekaan dan Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama.
Dengan menerapkan tiga pilar disiplin yakni disiplin dalam belajar, disiplin dalam beribadah dan disiplin dalam berorganisasi Insya Allah akan mengantarkan para santri menjadi pelopor untuk mengantarkan bangsa Indonesia ke suasanan yang betul-betul merdeka, berdaulat adil dan makmur untuk mewujudkan negara yang baldatun thaiyibatun warabun gafur Insya Allah akan menjadi kenyataan.
Ingat lah selalu semboyan “ syubbaanul yaumi, rijaalun gada’ anda hari ini sebagai remaja dan menjadi pemuda masya depan “ sebagai penerus tongkat estafet kepemimpinan nasional membawa Indonesia menjadi lebih baik sebagaimana cita-cita perintis kemerdekaan.
Wassalam semoga bermanfaat.
Perjalanan
Ditempuh menuju jalan terang
Menyingkap makna di setiap kata
Pengorbanan
Tak terhitung dan tak terbayangkan
Bertahanlah
Untuk ridho tuhan
Reff:
Merengkuh juang
Membangun masa depan
Merangkai harapan
Melukiskan impian
Khidmah sejati
Yang tulus dari hati
Pengabdian yang suci
Cinta untuk negeri
Coda:
Aku santri
Kamu santri
Kita santri
Semua santri
Bersedia
Mengabdilah
Untuk bangsa
Untuk dunia