Pemerintah telah menetapkan tanggal 25 November setiap tahun di jadi Hari Guru Nasional “ berdasarkan Keputusan Presiden No 78 Tahun 1994 yang ditandatangani oleh Presiden Suharto. Hari Guru Nasional bertujuan memberikan penghormatan dan apresiasi kepada para guru di Indonesia atas dedikasi dalam mendidik dan membentuk karakter peserta didik. Sehubungan dengan itu tulisan pengisi webside Mu’allimin Sawah Dangka dalam memperingatan hari guru tahun 2024 dengan judul “ Bangganya Menjadi Guru “.
——————————————————————————————————————-
BANGGANYA MENJADI GURU
Dalam Islam, profesi guru merupakan sosok yang sangat mulia. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Mubarak dalam kitab dalam Tahzibi al-Kamal, jilid XVI, halaman 20 yang menyebut:
لاَ أَعْلَمُ بَعْدَ النُّبُوَّةِ دَرَجَةً أَفْضَلَ مِنْ بَثِّ الْعِلْمِ
Artinya; “Aku tidak mengetahui setelah kenabian ada derajat yang lebih utama dari menyebarkan ilmu.”
Pengertiannya secara umum guru adalah seseorang yang telah mengabdikan dirinya untuk mengajarkan suatu ilmu, mendidik, mengarahkan, dan melatih muridnya agar memahami ilmu pengetahuan yang diajarkannya tersebut. Dalam hal ini, guru tidak hanya mengajarkan pendidikan formal, tapi juga pedidikan lainnya dan bisa menjadi sosok yang diteladani oleh para muridnya.
UU No. 14 Tahun 2005. Menurut UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, pengertian guru adalah tenaga pendidik profesional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah (termasuk tingkat pendidikan tinggi).
Kemajuan suatu masyarakat dan bangsa, adalah sumber untuk kebaikan dan kebahagiaan hidup. Mengetahui banyaknya korban jiwa akibat bom atom yang dijatuhkan ke Hirosima dan Nagasaki Amerika Serikat tanggal 6 Agustus 1945 dan 9 Agustus 1945, Kaisar Hirohito kemudian bergerak untuk mengumpulkan sekitar 45.000 guru yang tersisa pada saat itu dan memberi mereka arahan. Kehadiran guru pada saat itu manjadi hal krusial bagi seluruh lapisan masyarakat Jepang. Hal ini sejalan dengan hadits “Barang siapa yang menginginkan kebahagiaan dunia, maka hendaklah berilmu” adalah sebuah hadis dari Nabi Muhammad SAW. Hadis ini juga disebutkan dalam Manaqib Asy Syafi’i. Ilmu juga merupakan sarana untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, serta untuk membimbing umat manusia menuju jalan yang diridhoi Allah SWT.
Berikut keutamaan guru dalam Islam:
1. Belajar dan mengajarkan ilmu dikatakan sebaik baik manusia;
Orang mukmin yang mengajarkan ilmu yang didapatkannya dari gurunya, dikatakan sebaik-baik manusia, sebagaimana hadits Rasulullah berikut:
عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ قَالَ وَأَقْرَأَ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ فِي إِمْرَةِ عُثْمَانَ حَتَّى كَانَ الْحَجَّاجُ قَالَ وَذَاكَ الَّذِي أَقْعَدَنِي مَقْعَدِي هَذَا
Artinya: dari Utsman bin Affan, dari Nabi saw katanya: sebaik baik kamu adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya. Dia berkata dan Abu Abdirrahman membacakan (hadits ini) atas perintah Utsman, sampai al-Hajjaj (Ibnu Yusuf at-Tsaqafi) berkata, dan itulah yang membuatku duduk di kursi/ posisi sekarang ini. Shahih Bukhari no. 4639.
2. Derjat orang menuntut ilmu dan mengajarkannya sejajar dengan pergi jihad.
Orang yang pergi menuntut ilmu untuk diajarkan setelah kembali, agar menjadi peringatan bagi orang yang diajarkan, sejajar posisinya dengan pergi perang berjihad dijalan Allah, sebagaimana disebutkan Allah dalam al-Qur’an berikut:
۞ وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَࣖ ١٢٢
Artinya: “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.” QS. At-Taubah : 122.
3. Guru akan mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah.
Kalau statusnya sebagai muslim dan guru sekaligus, tentulah dia orang berilmu, maka keberadaannya sebagai ilmuan Allah angkat derajatnya sebagaimana ayat berikut,
Artinya: ……. Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat, Allah mengetahui atas apa-apa yang kalian kerjakan,” (QS. AL-Mujadilah: 11).
4. Guru akan memperoleh kebaikan yang melimpah.
Bila ada seseorang perantaraan kita menjadi muslim dan mukmin yang baik, maka Allah limpahkan kita dengan nikmat melebihi nikmat kekayaan terbia atau termahal, Hadis dari Sahl bin Sa’id ra,
فَوَاللَّهِ لأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ
Artinya: “Demi Allah, jika Allah SWT memberi petunjuk kepada satu orang melalui perantaramu maka hal itu jauh lebih baik dari pada kekayaan yang sangat berharga,” Shahih Bukhori no. 2724.
Dalam hadis tersebut dikatakan bahwa derajatnya seorang guru lebih baik dari pada harta kekayaan yang melimpah. Ada orang yang mengatakan seandainya saya ditinggalkan dengan uang berlimpah oleh seseorang, niscaya hari ini juga sudah habis, tapi karena yang ditinggalkan ilmu sampai sekarang belum pernah berkurang. Rasulullah saw meninggalkan waris dalam bentuk harta hanya berupa sebilah pedang, seekor bighal sebidang tanah yang ia jadikan sedekah, sebagaimana hadits;
مَا تَرَكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا سِلَاحَهُ وَبَغْلَتَهُ الْبَيْضَاءَ وَأَرْضًا تَرَكَهَا صَدَقَةً
Artinya: “Rasulullah SAW tidak meninggalkan sesuatu sebagai harta warisan selain sebilah pedang, seekor bighal putih dan sebidang tanah yang dijadikan sedekah.” Shahih Bukhari no. 2867.
Akan tetapi Rasulullah meningglkan dua pusaka yang sangat berharga yang dapat menjamin keselamatan dunia dan akhirat yakni al-Qur’an dan Hadits.
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
Artinya: “Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik; Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Hadits ini disahihkan oleh Syaikh Salim Al-Hilali di dalam At-Ta’zhim wa Al-Minnah fi Al-Intishar As-Sunnah, hlm. 12-13).
5. Mendapatkan doa/ shalawat Allah, malaikat, makhluk di dilangit di bumi, sampai semut dalam lobangnya hingga ikan.
Artinya: “Sesungguhnya Allah, para malaikat dan semua makhluk yang ada di langit dan di bumi, sampai semut yang ada di liangnya dan juga ikan besar, semuanya bershalawat kepada muallim (orang yang berilmu dan mengajarkannya) yang mengajarkan kebaikan kepada manusia (HR. Tirmidzi)
Itu artinya keberadaan guru tidak saja dimuliakan oleh manusia, tapi mendapatkan kehormatan dan kemuliaan makhluk Allah yang lain dengan doa dari semua makhluk yang ada di langit dan di bumi, sampai semut yang ada di liangnya dan juga ikan besar.
6. Guru adalah aset termahal dalam kehidupan melebihi dari segalanya.
Berapa jumlah guru yang masih tersisa ?” ucapan itu berasal dari mulut Kaisar Hirohito, sebagai respon pertama yang ia sampaikan setelah mendengar berita luluh lantaknya Hiroshima dan Nagasaki. Dua kota di Jepang itu hancur karena bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di penghujung Perang Dunia II. Namun dalam jangka waktu 20 tahun Jepang bisa bangkit, padahal negaranya sudah hancur oleh bom atom dengan korban nyawa sekitar 170.000 orang. Dengan modal guru yang tersisa, yang 170.000 orang beliau benahi dengan baik, dibina dengan sungguh-sungguh dan dipenuhi segala kebutuhannya, Jepang bangkit lebih cepat, melebihi dari target yanhg diperkirakan, hingga mengalahkan kemajuan Negara-negara yang lebih dulu maju. Dengan jumlah guru 170.000 orang itu dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, sebagaimana kita ketahui, Jepang bangkit, dan terus melangkah maju mendahului Negara lain yang sudah lebih dulu maju. Ilmu bermanfaat yang diajarkan menjadi asset abadi.
7. Keberadaan ilmu yang diajarkan menjadi salah satu investasi dunia akhirat.
Ilmu yang diajarkan menjadi salah satu investasi dunia akhirat yang tidak putus putusnya meskipun guru yang mengajar tidak ada lagi di dunia ini. Ini sebagaimana hadits Rasulullah saw. Hal ini sebagaimana diterangkan Rasulullah SAW dalam riwayat hadits yang dinukil dari kitab Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 3 karya Imam Nawawi. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya: “Apabila anak Adam (manusia) telah wafat, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakannya.” (HR Muslim)
Akan tetapi tidak semua guru juga tentunya akan memperoleh keutamaan-keutamaan sebagaimana kita sebutkan sebelumnya. Tentu hanya guru yang memenuhi syarat-syarat keislaman juga yang hanya akan mendapat kemuliaan dimaksud. Karena tipe guru itu juga beragam.
Tipe guru secara umum.
- Guru biasa, yang memberutahukan
- Guru baik yang menjelaskan
- Guru ulung yang memeragakan
- Guru hebat yang menginspirasi
Dimana diantara 4 tipe guru diatas yang berpeluang masuk kedalam enam kemuliaan guru diatas tentu saja adalah guru yang punya tipe (d) yakni Guru hebat yang menginspirasi. Tipe guru hebat yang menginspirasi itu sejalan dengan tiga konsep yang diajarkan Kihajar Dewantoro mengatakan:,
- In ngarso sung tuludo, kalau didepan memberi contoh
- Ing madio mangun karso,bila ditengah memberi semangat,
- Tut wuri handayani, dan manakala dibelakang memberikan daya kekuatan atau mendorong.
Menjadi guru yang teladan merupakan sebuah keharusan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Mengenai keteladanan seorang guru, terdapat kisah antara Imam Syafi’i dan guru dari anak-anak Khalifah Harun Arrasyid. Sebagaimana kisahnya tertulis dalam kitab Miatu Qishhah wa Qishhah min Hayati Imam al-Syafi’i karya Syekh Shiddiq al-Minsyawi. “Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam mendidik seorang murid adalah memperbaiki dirimu terlebih dahulu. Sungguh, pandangan mereka tertuju kepadamu. Mereka akan mengikuti kamu dalam memandang baik buruknya sesuatu.
Untuk sampai ketingkat terhormat yang kita sebutkan diatas, para guru tidak lepas dari berbagai tantangan, rintangan, dan hambatan dari berbagai sisi, baik internal maupun eksternal, fisik dan mental yang tidak ringan tentunya. Hanya guru yang bisa menjaga keikhlasan dan kesabaran serta keistiqamah yang abadi yang bisa meraih semua keutamaan dan kelebihan seorang guru, baik disisi manusia maupun dari pandangan Allah.
Manakala semua syarat keislaman yang dimiliki para ustadz dan ustadzah, selain ia mendapatkan segala keutamaannya, berarti ia juga akan memperoleh dengan ilmu yang bermanfat dan akhlak karimah yang diteladankan, keberuntungan dunia dan akhirat akan menjadi kenyataan insya Allah.
Selamat Hari Guru buat semua guru, tetapkan berkhidmat, jadilah pahlawan untuk generasi bangsamu walau semoga tanpa tanda jasa. Keutamaan yang disisi Allah sudah lebih dari cukup. Banggalah jadi guru, guru hebat Negara kuat.
Demikian semoga bermanfaat.
By: Ustad Sulfa,SS (Wakil Mudir)